Kamis, 21 Januari 2010

LUBANG JARUM (Bagian II)

Dahulu orang-orang Yahudi tidak pernah memikirkan bahwa kekayaan mereka dapat menjadi penghalang untuk memperoleh hidup kekal. Pasalnya paradigma mereka masih paradigma lama, yakni kekayaan diyakini sebagai tanda bahwa seseorang itu baik dan diberkati Allah (Ayub 1:10; Yes. 3:10). Mereka menilai, semakin kaya seseorang, maka orang tersebut semakin diberkati dan semakin melekat pada Allah dan semakin pasti masuk dalam Kerajaan Allah.

Pola pikir orang-orang Yahudi seperti itu yang sudah turun-temurun akhirnya runtuh ketika ketika Yesus menyatakan secara tegas bahwa kekayaan seseorang tidak bisa menyelamatkan mereka. Yesus menegaskan bahwa keselamatan adalah karunia Allah, bukan usaha dari manusia.

Bagi manusia memang tidak mungkin bisa menuju ke jalan keselamatan, tapi bagi Allah segala sesuatunya menjadi mungkin. Allah bisa mengubahkan hati seseorang yang melekat pada harta dunia kepada harga surgawi. Hanya saja pemuda kaya itu kecewa dengan perintah Yesus agar ia menjual hartanya dan memberikannya pada orang miskin.

Pemuda kaya itu menolak menaruh kepercayaannya kepada Yesus, yang ia katakan sebagai “Guru yang baik” atau Allah. Apa yang pemuda kaya itu katakan berarti hanya kata-kata manis di bibir saja. Orang kaya atau orang miskin yang tidak mau mengorbankan hal yang berharga maupun yang paling berharga dalam hidupnya kepada Allah adalah orang yang sulit masuk Kerajaan Allah.

Kekayaan seseorang bisa menjadi penghalang untuk masuk ke dalam Kerajaan Allah karena orang kaya mengandalkan dan menggantungkan hidupnya pada kekayaannya itu. Perhatian mereka lebih banyak tertuju pada kekayaan mereka dan sulit untuk meninggalkannya. Segala sesuatunya mereka pandang dari sudut atau kacamata uang atau harta dan bukan nilai hakikinya.

Perlu diingat, tidak semua hal dalam dunia ini bisa dinilai dan dibeli dengan uang. Tapi banyak hal yang nilainya jauh melebihi uang, bahkan tidak bisa dinilai dengan apapun. Kelimpahan harta tidak menjamin hidup yang sejati.

“Berbahagialah orang yang miskin di hadapan Allah, karena merekalah empunya Kerajaan Surga” Mat. 5:3
Harta kekayaan bisa dapat digunakan untuk kemuliaan Allah namun harta kekayaan dapat berbahaya saat orang melekat padanya dan mengandalkannya sebagai jaminan hidupnya.

Tamat
By: HS

Tidak ada komentar:

Posting Komentar