Selasa, 19 Januari 2010

YUSUF DAN MENGATASI KEMISKINAN DALAM GEREJA


“Demikianlah hendaknya terangmu bercahaya di depan orang, supaya mereka melihat perbuatanmu yang baik dan memuliakan Bapamu yang di sorga." (Mat. 5:16).

Suatu ketika saya mendengarkan visi dari beberapa pemimpin gereja dimana saat itu saya beribadah. Inti dari apa yang disampaikan adalah dorongan supaya jemaat bisa menjadi Yusuf-Yusuf yang diberkati berlimpah oleh Tuhan, tidak hanya secara rohani tetapi juga secara materi untuk kemudian dapat memberkati orang lain.

Tidak ada yang salah dengan apa yang disampaikan tersebut. Bisa dibilang visi ini sebenarnya merupakan visi yang besar dan mulia. Namun seperti biasanya, para pemimpin gereja hanya terbiasa menyampaikan visi dengan menggebu-gebu tanpa memberitahukan langkah konkritnya, sehingga visi tinggal visi tanpa pernah ada realisasinya dan tidak memberikan manfaat yang nyata bagi jemaat. Bila kita mau jujur, kadang kala kita bingung sendiri dengan begitu banyaknya visi yang disampaikan tapi tidak ada aksi, tak ada evaluasi.

Tetapi mari kita coba menggali dan berupaya memahami tentang visi seperti yang diungkap di atas.
Pertanyaan dasar pertama yang coba kita pahami adalah: Apa latar belakang pemimpin gereja menyampaikan visi tersebut? Apakah sekedar tertarik dengan kegigihan Yusuf dalam menjalani kehidupannya yang penuh kerikil-kerikil tajam, namun tetap berada dalam koridor Tuhan, atau tertarik dengan...
(Tulisan Lengkap Lihat Majalah Gaharu Edisi Januari 2010)



Memang belum ada survey yang dilakukan untuk mengetahui seberapa besar jumlah orang miskin yang ada dalam suatu gereja. Atau kita memang tidak mau melakukan survey dan tidak mau mendata karena takut menerima kenyataan bahwa...

Apapun itu, yang pasti kita tak bisa menutup mata dan tak bisa memungkiri bahwa masalah sosial ekonomi, terutama persoalan kemiskinan sudah seharusnya menjadi pergumulan gereja dan menjadi pemikiran kita semua...

Mungkin gereja-gereja masih berpikir konservatif bahwa gereja tidak boleh masuk ke bidang bisnis. Tapi bukankah gereja dimasa ini sudah seharusnya memiliki strategi jangka panjang yang terbaik untuk menolong orang-orang miskin dalam mengatasi kesulitan mereka dengan berupaya memampukan mereka menciptakan ...

Kita patut bersyukur sekarang ini ada beberapa gereja yang sudah mulai memahami khitahnya bahwa gereja tidak hanya bergerak di bidang kenabian saja, tapi juga terlibat dalam pembangunan sosial ekonomi negara, paling tidak sosial ekonomi jemaat dan warga sekitar gereja, syukur-syukur bisa bergandengan tangan dengan gereja lainnya sehingga tercapailah tujuan; Gereja Tuhan menjadi terang bagi sekelilingnya...
(diringkas dari Majalah Gaharu Edisi Januari 2010)


By: Hikman Sirait
Praktisi Pasar Modal

Tidak ada komentar:

Posting Komentar