Senin, 13 Februari 2012

Berharga Di Mata Allah


Seringkali manusia, khususnya umat Allah merasa rendah diri (inferiority). Umat kristiani harus belajar dari kasus Gideon yang merasa dirinya tidak layak padahal Malaikat TUHAN menyapanya dengan kalimat “…Tuhan  Menyertai engkau, ya pahlawan yang gagah berani” (Hakim-Hakim 6:12).
Apa latar belakang mengapa Gideon menjadi seorang manusia yang inferiority?

Gideon berasal dari suku Manasye dimana Manasye merupakan anak pertama Yusuf, yang lahir di tanah Mesir, sehingga secara history tidak memiliki ikatan batin yang kuat dengan tanah perjanjian dan ini diperkuat dengan perkataan Yusuf, “…Allah telah membuat aku lupa sama sekali kepada kesukaranku dan kepada rumah bapaku,” (Kejadian 41:51). Manasye selaku anak pertama justru diberkati oleh Israel dengan tangan kiri sementara Efraim selaku anak kedua justru diberkati Israel dengan tangan kanan. Jadi yang diberkati lebih dahulu adalah Efraim dan Manasye yang kedua sehingga ini menimbulkan efek yang disebut saat ini adalah “penolakan”.
Dengan latar belakang kaum Manasye yang dianggap tertolak, Gideon juga menampilkan bahwa kaumnya merupakan yang paling rendah di antara kaum Manasye dan Gideon sendiri merupakan yang terkecil dari kaumnya.
Berdasarkan rentetan alasan tersebut dapat diketahui bahwa Gideon mengalami inferiority yang berat. Kendati demikian, Malaikat TUHAN  justru memanggilnya “Pahlawan yang gagah berani”. Ini menunjukkan bahwa Allah sangat menghargai Gideon, jauh melebihi Gideon menghargai dirinya sendiri.
Seringkali umat kristiani merasa inferiority yang mendorong perasaan tidak berharga, perasaan tidak layak. Tetapi lewat cerita Gideon ini Allah ingin menyatakan bahwa Ia sangat menghargai kita selaku ciptaannya. Bahkan Kejadian 1:26 menyatakan, “Berfirmanlah Allah: "Baiklah Kita menjadikan manusia menurut gambar dan rupa Kita, supaya mereka berkuasa atas ikan-ikan di laut dan burung-burung di udara dan atas ternak dan atas seluruh bumi dan atas segala binatang melata yang merayap di bumi."
Perhatikan baik-baik kata supaya mereka berkuasa. Allah menciptakan manusia supaya manusia berkuasa karena manusia diciptakan berdasarkan gambar dan rupa Allah. Lewat cerita Gideon, narator ingin menyampaikan bahwa manusia diciptakannya Allah segala potensi yang ada dan potensi yang ada itu harus dipergunakan untuk kemuliaan Allah. Narator juga ingin menyampaikan bahwa Allah sanggup memulihkan manusia yang merasa dirinya rendah, merasa tidak layak, merasa tidak berguna. Bahkan Allah sanggup memakai orang-orang seperti Gideon untuk kemuliaan nama-Nya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar