By: Hikman Sirait S.Th.
Matius
18:23-27
Sebab hal Kerajaan Sorga seumpama seorang
raja yang hendak mengadakan perhitungan dengan hamba-hambanya.
Setelah ia mulai mengadakan perhitungan
itu, dihadapkanlah kepadanya seorang yang berhutang. Tetapi karena orang itu
tidak mampu melunaskan hutangnya, raja itu memerintahkan supaya ia dijual
beserta anak isterinya dan segala miliknya untuk pembayar hutangnya. Maka
sujudlah hamba itu menyembah dia, katanya: Sabarlah dahulu, segala hutangku
akan kulunaskan.
Lalu tergeraklah hati raja itu oleh belas
kasihan akan hamba itu, sehingga ia membebaskannya dan menghapuskan hutangnya.
Seringkali
kita sebagai orang-orang Kristen, baik secara sadar maupun tidak sadar
menganggap remeh keselamatan yang Tuhan sudah anugerahkan. Perbuatan dosa yang
sama secara berulang-ulang setelah menerima Yesus sebagai Tuhan dan Juru
Selamat menunjukkan bahwa kita adalah orang Kristen yang tidak dewasa dan tidak
menghargai betapa besarnya pengorbanan Tuhan Yesus Kristus di kayu salib.
Dosa itu
diibaratkan utang dan utang kita kepada Allah Yang Maha Kudus adalah sebesar
10.000 talenta. Jika kita menggunakan rumusan konversi Alkitab bahwa 1 talenta
= 6.000 dinar. Berarti utang kita kepada Allah mencapai 60.000.000 dinar.
Selanjutnya perhatikan secara baik-baik, 1 dinar merupakan upah 1 hari bekerja (Matius 20:2).
Jadi kita harus bekerja selama 164.383 tahun dan 56 hari atau bekerja selama
479.998.808 jam (jika 1 hari kerja diitung 8 jam) baru dapat melunasi utang tersebut. Itupun
dengan syarat upah satu hari bekerja sebesar 1 dinar kita bayarkan semua.
Berarti kita harus bekerja selama 164.383 tahun dan 56 hari serta berpuasa
selama 164.383 tahun dan 56 hari baru dapat melunasi utang tersebut. Dengan
kata lain, sangat mustahil kita bisa membayar utang tersebut. Tidak ada satu
manusiapun di bumi ini yang mampu membayar utangnya kepada Sang Raja Agung.
Dalam perikop
di atas juga dikatakan bahwa konsekuensi dari tidak dibayarkannya utang
tersebut adalah orang yang berutang itu, berikut seluruh isi rumahnya dan harta
kekayaannya dijual untuk membayar utang tersebut. Artinya orang tersebut akan
jatuh miskin dan kehilangan segalanya serta akan hidup dalam penderitaan yang
tidak akan pernah berakhir. Yang dialami tersebut adalah sesuatu yang
memalukan, menyedihkan, menyakitkan dan menyengsarakan.
Demikian
dengan konsekuensi dari dosa, yakni maut (Roma 6:23).
Manusia berdosa sudah pasti mendapatkan hukuman kekal. Yang ada hanya cucuran
air mata, kesakitan, dan penderitaan yang tiada pernah berhenti di Neraka. Dosa
membuat hidup manusia berada dalam kuk perbudakan Iblis, tidak ada sukacita, tidak
ada pengharapan, dan tidak ada masa depan.
Sebesar apapun
utang orang tersebut, Sang Raja Agung tergerak hatinya oleh belas kasihan dan
memutuskan menghapus utang yang begitu luar biasa besarnya.
Begitu
besarnya dosa manusia dan berada dalam penghakiman Allah Yang Adil, namun Dia
adalah Bapa yang penuh kasih karena Dia adalah Kasih (1 Yohanes. 4:8). Dia
adalah Bapa yang penuh dengan rahmat dan tak pernah berkesudahan kasih setiaNya
(Ratapan 3:22). Bapa bukan hanya
menghapus dosa kita, tetapi Bapa menghapus dosa kita dengan mengaruniakan
Anak-Nya yang tunggal, Yakni Tuhan Yesus Kristus sebagai kurban penebusan atas
dosa kita (Yohanes 3:16). Seharusnya
kita yang mengalami kematian, tetapi Kristus menggantikan kita. Seharusnya kita
yang mengalami penderitaan, tetapi Kristus menggantikannya demi manusia yang
dikasihi-Nya. Seharusnya kita yang menanggung malu dan hinaan tetapi Kristus
yang menanggungnya demi kita selaku ciptaan-Nya.
Tidak ada
seorang bapa di dunia ini yang rela anaknya mati di kayu salib demi perbuatan
orang lain. Tetapi Bapa kita yang bertahta di Sorga rela mengaruniakan Anak-Nya
yang tunggal demi menebus dosa umat manusia. Tidak mungkin hati seorang bapa
tidak hancur dan remuk melihat anaknya menjadi korban akibat perbuatan orang
lain. Demikian dengan hati Bapa, Bapa pasti “menangis”, Bapa pasti
“remuk-redam”, Bapa pasti “menjerit”, tetapi Bapa tahu bahwa Anak-Nya memang
harus dikurbankan demi menyelamatkan manusia yang berdosa, manusia yang hina,
manusia yang memberontak. Bapa tahu bahwa hanya kurban Kristus yang bisa dan
mampu memulihkan dunia ini khususnya harkat dan martabat manusia. Kita bukan
hanya dipulihkan, tetapi kita dibenarkan karena penbusan Kristus Yesus (Roma 3:24).
Sekarang,
akankah kita mau menganggap remeh akan keselamatan yang sudah Allah anugerahkan
kepada kita? Apakah kita mau menyia-nyiakan keselamatan itu dengan melakukan
dosa dan dosa dan dosa? Ataukah kita bertobat dan mulai melakukan kebeneran
Firman Allah sebagai bentuk kecintaan kita kepada Sang Raja Agung, yang telah
menghapus (menebus) seluruh utang kita yang tidak akan pernah kita bisa bayar?
Pilihan ada ditangan saudara.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar