Rabu, 08 Juni 2011

Mau Kaya ? Kerja Dong !!!!

Kejadian 26:12-14a

“Maka menaburlah Ishak di tanah itu dan dalam tahun itu juga ia mendapat hasil seratus kali lipat; sebab ia diberkati TUHAN. Dan orang itu menjadi kaya, bahkan kian lama kian kaya, sehingga ia menjadi sangat kaya. Ia mempunyai kumpulan kambing domba dan lembu sapi serta banyak anak buah,”

Penggalan ayat dalam Kejadian 26 di atas menjadi sangat familiar belakangan ini, karena dalam dua bulan terakhir menjadi topik yang terus-menerus disampaikan sejumlah pengkhotbah di salah satu denominasi gereja.
Bila ditelisik, memang topik yang diangkat terbilang menarik karena berbicara tentang berkat, apalagi ditengah kondisi perekonomian yang semakin sulit belakangan ini.
Namun yang menjadi kekhawatiran adalah bagaimana para pengkhotbah menyampaikan tafsirannya secara sembarangan. Ada pengkhotbah
yang mengatakan, jemaat hanya perlu intim dengan Allah untuk menjadi kaya seperti Ishak. Pengkhotbah yang lain mengutarakan, jikalau jemaat banyak menabur uang diladang Tuhan, maka Dia akan memberkati berkelimpahan. Di kesempatan lain, seorang pengkhotbah mengungkapkan, bila jemaat menabur, maka lumbung-lumbungmu akan dipenuhi berkat-berkat seperti hijaunya ladang Ishak. Bahkan ada yang mengatakan, tidak perlu engkau bersusah payah mencari harta karena Allah yang memberkati.
Bisa dibilang, rata-rata berbicara yang manis di bibir saja, tanpa pernah menjelaskan secara rinci detail mengapa Ishak menjadi super kaya. Penjelasan seperti ini jelas tidak mendidik dan sangat berbahaya bagi kehidupan rohani umat Allah. Bahkan jemaat yang rajin beribadah dan berdoa kepada Tuhan namun kehidupan materinya masih pas-pasan tentu akan bertanya-tanya kapan Allah akan memberkati hidupnya dengan kekayaan seperti Ishak.
Berangkat dari kekhawatiran terjadinya penerimaan yang “membabi buta” oleh jemaat, maka tulisan ini dibuat dengan harapan para pembaca mendapat pencerahan tentang makna sesungguhnya Kejadian 26:12-14a.


Latar Belakang
Kalimat terakhir dari ayat 12 adalah “sebab ia diberkati TUHAN”. Kata “sebab” bisa didefenisikan sebagai hal yang menjadikan timbulnya sesuatu. Makna ini diperkuat jika dilihat dari Alkitab King James Version, "and God bless him" (dan Allah memberkatinya/Ishak). Dengan kata lain, TUHAN memberkati Ishak karena ada sesuatu yang dilakukan oleh Ishak, yakni menabur.
Melihat latar belakang peristiwa dan geografi, Ishak menabur (zara = kata kerja) karena pada saat itu terjadinya kelaparan di wilayah Filistin (ayat 1), wilayah dimana ia diperintahkan TUHAN untuk tetap tinggal. Ditengah kondisi yang sangat sulit itu, jelas dibutuhkan suatu langkah konkrit dan berani agar mampu bertahan hidup, bahkan bisa menjadi kaya. Ishak meresponi perintah Allah dengan tetap tinggal di Gerar, Filistin. Di sisi lain anak Abraham ini juga menginsyafi bahwa situasi ekonomi sangat buruk sehingga ia perlu bekerja keras untuk bertahan hidup di negeri orang.
Wilayah Fiilistin dimulai dari pesisir pantai Laut Besar terus masuk ke tengah, yang notabene wilayah yang banyak bebatuannya. Di pesisir pantai memang banyak air, tetapi mustahil bagi Ishak pada waktu itu untuk bercocok tanam di wilayah tersebut karena secara geografis memang tidak memungkinkan untuk bercocok tanam. Jadi yang paling memungkinkan adalah Ishak menabur di tanah bebatuan. Dengan demikian, nyata sekali bahwa Ishak bekerja keras untuk membajak tanah di wilayah tersebut. Tidak hanya itu, Ishak juga harus memperhatikan musim tanam, dengan harapan curah hujan di wilayah Filistin yang terbilang tipis paling tidak bisa membantu pertumbuhan benih yang akan ditabur. Berarti potensi terjadinya gagal panen juga sangat besar dan Ishak pasti menyadari hal itu. Oleh sebab itu diperlukan kerja keras dan ide kreatif untuk menyiasati kondisi lingkungan tersebut.

Penjelasan
Ishak menjadi sangat kaya melalui menabur dan bekerja keras. Kekayaan Ishak merupakan hasil kerja keras, di mana taburannya menghasilkan panen besar. Ini menjadi pelajaran berharga bagi orang percaya di manapun berada. Ada pola pikir umat kristiani bahwa yang dimaksud dengan menabur itu terkait dengan pelayanan. Sekali lagi, kekayaan dan kemakmuran adalah hasil dari kerja keras, bukan sekedar klaim bahwa kekayaan itu milik umat Kristen, lalu mengambilnya. Umat kristiani harus insyaf bahwa kekayaan itu tidak jatuh begitu saja dari langit.
Tuhan bisa saja memberkati orang-orang Kristen yang menabur uang di pelayanan. Namun, menabur benih keuangan tidak pernah menjamin umat kristiani menjadi kaya. Kerja keras juga tidak menjamin akan datangnya kekayaan, akan tetap paling tidak kerja keras merupakan langkah paling dekat untuk meraih kekayaan. Ingat bagaimana Amsal 6:6-8 mendukung soal bekerja keras, Hai pemalas, pergilah kepada semut, perhatikanlah lakunya dan jadilah bijak: biarpun tidak ada pemimpinnya, pengaturnya atau penguasanya, ia menyediakan rotinya di musim panas, dan mengumpulkan makanannya pada waktu panen.” 
Semut adalah pekerja keras. Semut tidak tahu hal lain kecuali bekerja keras. Ketika musim dingin datang mereka tidak cemas karena segala sesuatu sudah dipersiapkan.
Tuhan tidak menghargai pemalas. Allah malah memberikan penghargaan terhadap orang yang bekerja keras di lapangan dimana orang itu ingin menuai, tidak peduli apa latar belakang kepercayaan orang itu. Ishak bekerja keras dan ia mendapat penghargaan yang sangat luar biasa. Jadi bicara 100 kali lipat bukan sekedar bicara hasil yang dikembalikan kepadamu 100 kali lipat, tetapi berbicara tentang hasil berkelimpahan. Secara harafiah dan logika saja, jikalau kita asumsikan setiap yang ditanam mendapatkan hasil yang sama, maka hasil 100 kali lipat itu ditaburkan kembali akan menghasilkan 10.000 kali lipat. Dan bila 10.000 kali lipat ditaburkan kembali, maka menghasilkan 1.000.000 kali lipat. Inilah yang membuat Ishak menjadi kaya, bahkan kian lama kian kaya, sehingga ia menjadi sangat kaya.
Alkitab mencatat, semua orang besar Allah adalah para pekerja keras bagi Tuhan. Allah memiliki segudang cara untuk memberkati hamba-hamba-Nya yang bekerja keras.  Ishak bisa dikatakan sebagai orang jenius di bidang pertanian. Ishak menabur dan menabur. Ishak bekerja dan terus bekerja. Tuhan memberkati taburannya dan kerja kerasnya. Kata memberkati dalam bahasa Ibraninya adalah barak yang bisa diterjemahkan untuk berlutut dengan implikasi memberkati Allah atau menerima berkat Allah. Berarti Allah melihat hati Ishak yang rajin menabur dan jujur, seakan-akan berlutut dan Allah memberkati dia. Dimulai dengan ketaatan, dilanjutkan dengan kerja keras, dan diakhiri dengan berkat dari Allah.
Dalam pelayanan, bidang keuangan hanya salah satu bagian dari menabur. Namun jangan hanya menabur dari sisi finansial, tetapi juga dalam iman, perbuatan baik, kasih, waktu, doa, dan bakat untuk memberkati orang lain.
Mari umat Allah, bekerja keraslah di bidang yang engkau kuasai, dan TUHAN memberkatinya (engkau)"

Tidak ada komentar:

Posting Komentar