Jumat, 10 Desember 2010

AGAPE atau PHILEA? (1)

MENGASIHI atau MENGASIHI?

15Sesudah sarapan Yesus berkata kepada Simon Petrus: "Simon, anak Yohanes, apakah engkau mengasihi Aku lebih dari pada mereka ini?" Jawab Petrus kepada-Nya: "Benar Tuhan, Engkau tahu, bahwa aku mengasihi Engkau." Kata Yesus kepadanya: "Gembalakanlah domba-domba-Ku." 16Kata Yesus pula kepadanya untuk kedua kalinya: "Simon, anak Yohanes, apakah engkau mengasihi Aku?" Jawab Petrus kepada-Nya: "Benar Tuhan, Engkau tahu, bahwa aku mengasihi Engkau." Kata Yesus kepadanya: "Gembalakanlah domba-domba-Ku." 17Kata Yesus kepadanya untuk ketiga kalinya: "Simon, anak Yohanes, apakah engkau mengasihi Aku?" Maka sedih hati Petrus karena Yesus berkata untuk ketiga kalinya: "Apakah engkau mengasihi Aku?" Dan ia berkata kepada-Nya: "Tuhan, Engkau tahu segala sesuatu, Engkau tahu, bahwa aku mengasihi Engkau." Kata Yesus kepadanya: "Gembalakanlah domba-domba-Ku.

Yohanes 21:15-17

Shalom saudara-saudara yang terkasih di dalam Tuhan Yesus Kristus. Dalam tulisan kali ini saya khusus ingin membahas soal perkataan “mengasihi” yang ditanyakan Yesus kepada Simon Petrus di dalam Yohanes 21:15-17.
Jika kita baca secara cermat, ada sesuatu yang menarik dan membuat kita penasaran dengan ayat di atas, yakni mengapa Tuhan Yesus menanyakan hal yang sama sebanyak tiga kali kepada Simon Petrus, yakni apakah Simon Petrus mengasihi Dia? Apakah Tuhan Yesus iseng? Ataukah Tuhan Yesus ingin melihat kesungguhan Petrus dalam mengungkapkan pernyataan kasihnya? Atau ada maksud yang lain?
Memang dalam Alkitab terjemahan bahasa Indonesia, kata “mengasihi” yang ditanyakan Tuhan Yesus  kepada Petrus sebanyak tiga kali terkesan merupakan pertanyaan yang sama dengan kata yang sama pula. Tetapi dalam firman Tuhan terjemahan bahasa Yunani baru kita menyadari bahwa ada perbedaan yang jelas dalam perkataan “mengasihi” itu.

1.         Tuhan Yesus Berkata Agapas       
Jika kita menggunaan kata “mengasihi” terjemahan dari bahasa Yunani yang ditampilkan pada ayat ke-15 dan ke-16, maka Tuhan Yesus berkata, “Simon, anak Yohanes, apakah engkau agapas (Yunani = αγαπας = mengasihi) Aku…”.
Agapas disini merupakan kata kerja present active indicative (PAI), yakni subyek saat ini melakukan kegiatan yang sungguh-sungguh terjadi. Berarti Yesus ingin mengetahui (walaupun sebenarnya Yesus sudah mengetahui) pengakuan Petrus, apakah Petrus saat itu sudah benar-benar mengasihi Dia?
Sederhananya, agapas yang kita kenal dengan kata agape ini menunjukkan pada Allah itu Kasih dan Allah itu mengasihi dalam kekayaan-Nya yang tiada taranya. Agapas adalah kasih tanpa pamrih dan sama sekali tidak memperhitungkan kelakuan orang itu. Agapas adalah kasih agape yang merupakan keputusan dan ketetapan sikap secara sadar dan sengaja untuk memperlakukan semua orang dengan kebajikan, termasuk orang yang jahat sekalipun.
Ketika Tuhan Yesus berkata kepada Petrus, kata tersebut mengandung unsur vokatif (seruan). Dengan demikian, bisa dibilang Tuhan Yesus menyerukan agar Petrus mengasihi-Nya dengan kasih yang tiada berkeputusan atau terus menerus, Tuhan Yesus menyerukan agar kasih yang Petrus berikan kepada-Nya adalah kasih yang tetap stabil dalam situasi dan kondisi apapun. Tuhan Yesus menyerukan agar kasih yang dipersembahkan Petrus kepada-Nya adalah kasih yang tidak goyah oleh goncangan apapun. Tuhan Yesus menyerukan agar kasih yang dimiliki Petrus adalah kasih yang tanpa pamrih dan tanpa memandang status atau kelompok apapun. Tuhan Yesus menyerukan agar kasih yang ditampilkan Petrus bukan hanya kasih yang sekedar manis di bibir tetapi tidak pernah ada wujudnya.
Dan kasih yang sungguh-sungguh itu harus muncul ke permukaan saat ini juga, baik saat hidup berkekurangan maupun berlebihan dalam hal materi, baik dalam suka maupun duka, baik dalam sehat maupun sakit, baik saat doa dijawab atau belum dijawab, baik dalam keadaan tenang maupun saat dianiaya. Dan ketika Allah satu-satunya yang dikasihi, maka secara otomatis kasih itu juga akan mengembang ke sesama manusia.
Pernyataan-pernyataan di atas sebenarnya mengusik saya dan pasti juga menggelitik pemikiran saudara. Karena bagaimanapun akan timbul pertanyaan lagi, apakah kita bisa mengasihi Allah dengan kasih agape?
Di sinilah terlihat lagi begitu dasyatnya Tuhan yang kita sembah. Ketika Dia menanyakan, apakah Petrus agapas kepada-Nya? Sebenarnya pertanyaan tersebut justru menjadi menjadi jawaban kegelisahan hati saya dan saudara. Dengan kata lain, Tuhan Yesus ingin menegaskan bahwa Allah sudah mengasihi kita lebih dahulu dan kasih-Nya sudah dicurahkan secara penuh kepada kita melalui kematian Kristus di kayu salib sebagai korban tebusan atas dosa-dosa manusia (Roma 5:8). Ini menunjukkan bahwa Allah melayakkan dan memberikan kita kesanggupan untuk melakukan kasih agape. Dengan begitu, maka tidak dapat tidak, saat ini juga kasih itu harusnya terpantul dalam kasih kepada Allah dan kepada sesama manusia. Barangsiapa yang dikasihi Allah tetapi masih juga pasif, maka disebutlah ia tidak kasih kepada Allah dan tidak kasih kepada sesama manusia.
Memang harus diakui, sangat berat untuk mengasihi Allah dengan kasih agape. Barangkali ada yang berkata, “Tidak mungkin”. Di sini bukan berbicara masalah mungkin atau tidak mungkin. Namun yang perlu menjadi fokus kita adalah upaya keras yang terus menerus dengan ketulusan hati. Artinya ada suatu proses yang dijalani, dan dalam proses itu Allah sendirilah yang akan menyempurnakannya.

by: Hikman Sirait


1 komentar:

  1. Shalom bapak, ibu dan saudara/i yang dikasihi oleh Tuhan. Apakah ada diantara bapak, ibu maupun saudara/i yang pernah mendengar tentang Shema Yisrael dan V'ahavta? Kalimat pernyataan keesaan YHWH ( Adonai/ Hashem ) dan perintah untuk mengasihiNya yang dapat kita temukan dalam Ulangan/ דברים/ Devarim 6 : 4 - 5 yang juga pernah dikutip oleh Yeshua/ ישוע/ Yesus di dalam Injil khususnya dalam Markus 12 : 29 - 31( juga di Matius 22 : 37 - 39 dan Lukas 10 : 27 ), sementara perintah untuk mengasihi sesama manusia dapat kita temukan dalam Imamat/ ויקרא/ Vayikra 19 : 18. Mari kita pelajari cara membacanya satu-persatu seperti yang akan dijabarkan di bawah ini :

    Ulangan/ דברים/ Devarim 6 : 4 - 5, " שְׁמַ֖ע יִשְׂרָאֵ֑ל יְהֹוָ֥ה אֱלֹהֵ֖ינוּ יְהֹוָ֥ה ׀ אֶחָֽד׃. וְאָ֣הַבְתָּ֔ אֵ֖ת יְהֹוָ֣ה אֱלֹהֶ֑יךָ בְּכׇל־לְבָבְךָ֥ וּבְכׇל־נַפְשְׁךָ֖ וּבְכׇל־מְאֹדֶֽךָ׃. "

    [ Cara membacanya dengan mengikuti aturan tata bahasa Ibrani yang berlaku, " Shema Yisrael! YHWH [ Adonai ] Eloheinu, YHWH [ Adonai ] ekhad. V'ahavta e YHWH [ Adonai ] Eloheikha bekol levavkha uvkol nafshekha uvkol me'odekha ]

    Imamat/ ויקרא/ Vayikra 19 : 18, " וְאָֽהַבְתָּ֥ לְרֵעֲךָ֖ כָּמ֑וֹךָ. "

    [ Cara membacanya dengan mengikuti aturan tata bahasa Ibrani yang berlaku, " V'ahavta l'reakha kamokha " ]

    Untuk artinya dapat dilihat pada Alkitab LAI.

    Diucapkan juga kalimat berkat seperti ini setelah diucapkannya Shema

    " . בָּרוּךְ שֵׁם כְּבוֹד מַלְכוּתוֹ לְעוֹלָם וָעֶד. "
    ( Barukh Shem kevod malkuto, le'olam va'ed, artinya Diberkatilah Nama yang mulia, KerajaanNya untuk selamanya )
    🕎✡️🐟🤚🏻👁️📜✍🏼🕯️❤️🤴🏻👑🗝️🛡️🗡️🏹⚖️⚓🕍✝️🗺️🌫️☀️🌒⚡🌈🌌🔥💧🌊🌬️❄️🌱🌾🍇🍎🍏🌹🍷🥛🍯🦁🦅🐂🐏🐑🐎🦌🐪🕊️🐍₪🇮🇱

    BalasHapus