Selasa, 21 Desember 2010

Waspadalah....Waspadalah......

"Sebab, sebagaimana halnya pada zaman Nuh, demikian pula halnya kelak pada kedatangan Anak Manusia." 
Mat. 24:37


Pendahuluan
Banyak orang mulai membuat hitung-hitungan kapan waktu kedatangan kembali Yesus. Padahal Yesus sendiri sudah menegaskan para malaikat di sorga dan diri-Nya sendiri tidak mengetahui kapan hari kedatangan-Nya selain Bapa sendiri yang mengetahuinya. Tapi sebagai kasih-Nya kepada manusia, Yesus memberitahun tanda-tanda yang akan mengawali hari kedatangan-Nya kembali dengan maksud agar umat-Nya berjaga-jaga dan waspada. 

Tanda-tanda yang dijelaskan Alkitab tentang ciri-ciri kedatangannya kali kedua adalah:
I.          Sekarang merupakan masa penyesatan.
Kita mengingat dengan baik bagaimana cerita tentang Kain yang mempersembahkan sebagian dari hasil tanah itu kepada Tuhan sebagai korban persembahan (kej. 4:3). Kain pasti menyadari bahwa korban persembahan yang diterima Allah adalah korban yang menumpahkan darah. Tetapi ia justru mempersembahkan sayur-sayuran kepada Yang Maha Kuasa.
Apa yang dilakukan Kain sama kondisinya dengan kehidupan Kristen kebanyakan sekarang ini, yakni kepercayaan yang miskin dari perasaan yang penuh dosa, atau keinginan untuk ditebus. Lebih tepatnya, kehidupan Kristen yang menolak melakukan hal yang benar yang ditetapkan Tuhan.
Ketika persembahan ditolak, Kain bukannya bertobat sungguh-sungguh, tapi yang ada justru kemarahan sehingga ia membunuh saudaranya Habel. Kepercayaan seperti ini yang tumbuh subur di zaman sekarang ini, yakni kehidupan moral yang dipenuhi dengan kemarahan, kebencian, dan iri hati terhadap orang-orang yang berbuat baik. Banyak orang yang percaya kepada Yesus tapi justru menolak melakukan apa yang Yesus perintahkan, yakni mengasihi sesamamu manusia (Mat. 22:39).
Tidak ada yang mengetahui bagaimana ciri-ciri orang penzinah, atau bagaimana ciri-ciri orang yang korupsi karena semuanya mereka kemas dengan sangat baik agar tidak diketahui. Kehidupan orang-orang seperti ini hampir tak bisa dibedakan dengan kehidupan orang Kristen lainnya. Mereka ke gereja, mereka berbuat amal, mereka ikut persekutuan atau acara-acara religius lainnya, tapi hatinya dipenuhi dengan kebusukan. Mereka mengklaim sebagai orang yang religius. Mereka mungkin mengklaim diri mereka sebagai orang Kristen, tetapi kepercayaan mereka, seperti Kain, yaitu "Miskin dari perasaan untuk tidak berbuat dosa, mereka tidak memiliki keinginan untuk ditebus". Mereka tidak bertobat dengan sungguh-sungguh. Yang mereka lakukan hanya mengaku dengan mulut bukan dengan hati dan perbuatan.
Jika kita ingin diselamatkan, maka langkah yang paling tepat adalah melakukan apa yang seperti Habel lakukan, yakni datang kepada Allah melalui pengorbanan Kristus, yang telah mati di kayu salib menebus dosa kita. "Tidak ada seorang pun datang kepada Bapa, kalau tidak melalui Aku" (Yoh.14:6). Berhati-hatilah, karena penyesatan dan kepercayaan yang palsu berada di sekitar kita saat ini, baik itu melalui televisi, radio dan “gereja-gereja”.

II.         Sekarang merupakan masa pengembaraan. 
Dalam Kejadian, pasal empat ayat keenam belas kita memiliki sebutan tentang perjalanan di Alkitab. "Lalu Kain pergi dari hadapan Tuhan dan ia menetap di Tanah Nod, di sebelah timur Eden". Tradisi menyebutkan bahwa Kain berpindah-pindah, ke India dan China serta daratan lainnya. (The Days of Noah, Zondervan, 1971, p. 33).
Maksud yang terkandung dalam Firman Allah soal pengembaraan ini adalah kehidupan yang dipenuhi kegelisahan, kekhawatiran dan hasrat untuk berpetualang dan menyelidiki segala sesuatu. Manusia bergerak secara terus-menerus , gelisah terus-menerus, berubah secara terus-menerus. Manusia tidak memiliki kepastian dalam hidupnya.
Seperti Maria yang memilih duduk di bawah kaki Tuhan (Luk. 10:39), hendaklah kita manaruh “akar” kita sedalam-dalamnya kepada Tuhan Yesus. Tetaplah beribadah di gereja saudara, jangan berpindah dari satu gereja ke gereja lain walau apapun yang terjadi, karena berpindah dari satu gereja ke gereja lain menunjukkan kegelisahan rohani, seperti Marta yang terus bergerak gelisah. Bahkan orang gelisah digambarkan sebagai orang fasik. "Tetapi orang-orang fasik adalah seperti laut yang berombak-ombak sebab tidak dapat tetap tenang" (Yes. 57:20).
Datanglah saja kepada Kristus, bukannya mencari pelarian ketempat-tempat hiburan malam dan obat-obatan. Curhatlah kepada Bapa, bukannya ikut sekelompok orang yang suka ngerumpi atau ngegosipi hamba-hamba Tuhan. Pengembaraan yang marak terjadi sekarang ini menunjukkan ketidakpuasan, ketidakterimaan, dan ini menunjukkan perilaku orang yang tidak percaya dan tidak tahu mengucap syukur atas apa yang sudah Allah berikan dan Allah ijinkan terjadi.

III.       Sekarang masa dimana banyak orang melakukan dosa yang tak dapat diampuni. 
Menurut data yang disampaikan Dr. R.L. Hymers, Jr., Th.D., Litt.D., 90% dari keseluruhan orang-orang yang mengalami pertobatan terjadi sebelum berusia tiga puluh tahun, dan 80% diantaranya terjadi sebelum berumur dua puluh tahun.
Data ini mengindikasikan bahwa orang yang usianya di atas 30 tahun cenderung mengeraskan hatinya untuk menerima Injil dan bertobat sungguh-sungguh. Pola pikir yang salah sudah tertanam cukup dalam sehingga susah untuk diubahkan walaupun dihadapan Allah tidak ada yang tidak mungkin. Firman Tuhan mengingatkan dalam kisah Nuh hanya delapan orang yang diselamatkan, lalu sisanya mati ditelah air bah. "Hanya sedikit, yaitu delapan orang yang diselamatkan" (I Ptr. 3:20). 
Begitu banyak kelompok manusia yang menolak panggilan keselamatan dari Allah. Bahkan yang sudah dipanggil sekalipun, banyak yang menghilang kembali. Mengapa? Karena mereka kecewa kepada Allah. Mereka kecewa ketika kenyataan yang terjadi tak seindah yang mereka bayangkan ketika menerima Yesus. Mereka kecewa takkala seakan-akan Allah tak pernah ada disisi mereka saat dibutuhkan. Mereka kecewa karena menganggap terlalu banyak aturan yang dituliskan dalam Alkitab. Mereka kecewa karena tidak bisa lagi hidup bebas semaunya, sampai pada akhirnya mereka menyangkal Allah dan menghujat Roh Kudus.
Dosa kepada Roh Kudus dapat diterangkan demikian, “dengan sadar dan disengja menolak kuasa dan anugerah Allah yang ditujukan kepada manusia  untuk menyelamatkannya dan menyembuhkannya”. Gambaran yang lebih ringan adalah keras kepala yang keterlaluan, kebutaan hati, dan menutup diri terhadap dorongan Roh Kudus untuk bertobat. Tipikal orang seperti adalah orang yang tidak memiliki perasaan menyesal. Padahal pengampunan dosa terkait dengan penyesalan dari si pendosa. Mareka pikir mereka adalah orang benar, kudus. Dosa telah membutakan mata hati orang-orang sehingga dosa semakin lama semakin tidak tampak sebagai dosa lagi dan dianggap sebagai hal yang biasa. Mulanya terasa ada yang menegur takkala berbuat dosa, tapi lama-lama sunyi senyap. Mulanya seperti ada yang kurang saat kita tidak ke gereja atau tidak berdoa, tetapi lama-kelamaan tidak terasa apa-apa lagi dan menjadi kebiasaan, lalu bertambah sifat membela dirinya.
Saudara-saudara, Allah sangat mengasihi saya dan saudara. Pertanyaannya, apakah saudara sudah bertobat dan menerima Yesus sebagai Tuhan dan Juru Selamat pribadi. Ingat, tidak selama-selamanya Roh Allah tinggal dalam manusia. "RohKu tidak akan selama-lamanya tinggal di dalam manusia" (Kej. 6:3).

IV.       Sekarang merupakan masa kawin dan mengawinkan
Penekanan tentang kawin dan mengawinkan pada zaman Nuh, seperti yang dikatakan oleh Yesus, mereka telah melangkah begitu jauh dengan mulai menikah lebih dari satu istri seperti yang dilakukan Lamekh (bapak polygami). Allah menekankan, perkawinan itu adalah dua menjadi satu, bukannya three in one atau four in one.
Bukankan kondisi pada zaman Nuh itu sudah sangat jelas di zaman sekarang ini! Bahkan tingkatan saat ini sudah memasuki tahap mengerikan dimana kawin cerai itu sudah menjadi hal yang “membanggakan” bukannya memalukan. Perkawinan sekarang ini sudah menjadi komoditas yang diperjualbelikan ketika ada kepentingan untung dan rugi. Perkawinan bukan lagi sebagai lembaga rumah tangga yang sakral. "Tetapi Aku berkata kepadamu: barang siapa menceraikan isterinya, kecuali karena zinah, lalu kawin dengan perempuan lain, ia berbuat zinah. " (Mat. 19:9).
Bukan hanya pria yang bisa menceraikan, berdasarkan data Departemen Agama, tingkat perceraian tahun dalam satu dekade terakhir meningkat hingga 900 persen per tahun dari 20.000 kasus per tahun menjadi 200.000 kasus per tahun. Komisi Nasional Perlindungan Anak (Komnas PA), menuturkan dari 109 kasus, perceraian dipicu masalah tekanan ekonomi (23%), diikuti oleh pertengkaran domestik (19%), ketidakcocokan (19%), campur tangan saudara (14%), kekerasan (12%), perzinaan (8%), dan masalah seksual (3.6%). Di kehidupan orang-orang Kristen sudah banyak terjadi kasus perceraian, apalagi di negara-negara barat yang notabene mayoritas penduduknya Kristen, perceraian sudah umum dan hal yang biasa. Habis bercerai, yang laki-laki dan yang perempuan, kembali kawin dengan orang lain. Ini mengulang kembali apa yang terjadi pada zaman Nuh.

V.        Sekarang merupakan masa meningkatnya tingkat kejahatan
Untuk yang terakhir ini kita sudah mengetahui secara bersama-sama dan tidak perlu diragukan lagi bahwa tingkat kejahatan baik dari segi kuantitas dan kualitas semakin meningkat. Ini salah satu yang membuat orang takut untuk keluar rumah. Tak ada lagi tempat di dunia yang tidak ada kejahatannya. Bahkan di dalam rumah sendiri saja bisa terjadi kejahatan.Yang jahat bertambah jahat dan kecenderungan hati manusia untuk berbuat jahat, “Ketika dilihat TUHAN, bahwa kejahatan manusia besar di bumi dan bahwa segala kecenderungan hatinya selalu membuahkan kejahatan semata-mata,” (Kej. 6:5).
(Mantan) Kapolri Jenderal Polisi Da’i Bachtiar dalam jumpa persnya pada 31 Desember 2005  mengatakan, tingkat kejahatan tahun 2005 mencapai sekitar 209.673 kasus atau naik dari tahun 2004 sebanyak 196.931 kasus. Dalam tiga tahun terakhir, rata-rata potensi orang terkena kejahatan, yaitu 86 orang per 100.000 penduduk pertahun. Semua bidang kejahatan mengalami peningkatan kuantitas dan kualitas. Lebih menakutkan lagi, kejahatan sekarang ini tak hanya dilakukan sendiri-sendiri, tetapi secara berkelompok alias kejahatan berjamaah.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar