Kamis, 02 Desember 2010

Seri Kuasa Nama Yesus (1a)

Bergantung Kepada Manusia Atau Kepada
Allah

Dalam nama Yesus, dalam nama Yesus
Ada kemenangan
Dalam nama Yesus, dalam nama Yesus
Iblis dikalahkan
Reff:     Dalam nama Tuhan Yesus
            Siapa dapat melawan
            Dalam nama Tuhan Yesus
            Iblis dikalahkan.

Saudara-saudara tentu masih ingat syair lagu ini. Suatu lagu yang cukup ringkas dan sederhana, namun mudah untuk dinyanyikan oleh siapa saja. Baris demi baris dari lagu ini menunjukkan betapa besar dan tak tertandinginya kuasa Tuhan Yesus.

Alkitab mencatat banyak sekali mujizat-mujizat yang diperbuat Kristus semasa pelayanannya di dunia. Yang buta bisa melihat, tuli mendenga, lumpuh bisa berjalan, pendarahan 12 tahun sembuh, orang kusta dipulihkan, angin ribut dihentikan, air diubah menjadi anggur, orang mati dibangkitkan dan lain-lain.
Tetapi ada satu hal menarik yang patut menjadi bahan pemikiran bersama, yakni apakah kuasa nama Yesus masih berlaku di era modern seperti sekarang ini? Apakah masih banyak orang yang percaya bahwa nama itu berkuasa? Atau masih adakah orang yang merasakan dan membuktikan secara langsung bahwa nama Yesus berkuasa?
Pertanyaan ini dilontarkan karena faktanya banyak di antara umat kristiani belakangan ini yang meragukan nama Yesus berkuasa. Mereka berpikir bahwa mujizat merupakan cerita dongeng pada masa pelayanan Yesus, mereka mengira mujizat-mujizat hanya terjadi pada masa para rasul sekitar 2000 tahun lalu, atau di masa para bapa-bapa gereja dahulu.
Tentu banyak di antara saudara-saudara yang percaya nama Yesus berkuasa. Hanya saja, seberapa banyak diantara saudara-saudara yang mengalami mujizat secara pribadi dalam hidupnya?  Atau seberapa banyak di antara saudara-saudara yang melakukan “praktek” untuk membuktikan nama Yesus itu penuh kuasa?
Jangan-jangan sudah terjadi pergeseran iman sehingga kebanyakan umat Kristini sekarang ini beranggapan nama Yesus baru terasa “khasiatnya” ketika yang menyebutkannya, atau yang berdoa adalah orang-orang yang memiliki jabatan rohani dalam gereja, seperti penginjil, misionaris, pendeta, pendoa syafaat atau yang memiliki jabatan rohani lainnya.
Seringkali ketika orang-orang Kristen dalam masalah, mereka buru-buru menghubungi para pendeta, para misionaris, dan para pendoa syafaat, tidak peduli apakah itu siang hari, tengah malam, bahkan dini hari.  Tak peduli apakah para pelayan Tuhan itu sedang beristirahat, atau lagi ada pelayanan, atau ada acara keluarga atau ada keperluan lain, yang penting hamba-hamba Tuhan itu harus datang secepat-nya membantu mereka, untuk mendoakan pergumulan mereka, meminta doa agar mereka diberkati Tuhan, atau meminta doa untuk hal lainnya.
Tanpa saudara sadari, secara perlahan-lahan sau- dara menjadi sangat bergantung kepada hamba-hamba Tuhan. Saudarah menaruh harapan saudara pada seorang manusia. Akhirnya saudara mencapai tahap pengkultusan seorang manusia. Saudara-saudara akan lebih mengidolakan pendeta “a”, pendeta “b”, penginjil “a” atau penginjil “b” dan melupakan bahwa sesungguhnya yang harus dikultuskan atau diidolakan adalah Yesus Kristus.

By: Hikman Sirait 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar