Selasa, 21 Desember 2010

UNDANGAN SORGAWI


“Marilah kepada-Ku, semua yang letih lesu dan berbeban berat, Aku akan memberi kelegaan kepadamu.  
 
(Mat. 11:28).

Pendahuluan: 
Saat kita diundang, tentunya kita akan melihat dahulu siapa yang mengundang tersebut, baru kemudian memutuskan apakah kita datang atau tidak, apakah kita menerima udangan tersebut atau menolaknya. Bila didapat yang mengundang adalah orang terhormat, maka ada perasaan bangga dihati. Tapi jika yang mengundang adalah orang biasa dan yang tidak kita kenal, tentu lain lagi ceritanya.


Ada empat hal yang umumnya menjadi tolok ukur bagi kita untuk menghadiri undangan, yakni 
I.          Siapa Dia yang mengundang?
Yesus berkata, “Marilah kepada-Ku”. Pertanyaannya ,siapa Dia itu? Siapa orang yang berkata kepadamu untuk datang kepada-Nya?
Dia yang mengundang kita adalah Yesus, Anak Allah yang turun dari sorga ke dunia untuk menderita, mati di kayu menebus dosa saya dan saudara. Ia mengalami penderitaan fisik yang luar biasa, disiksa, di ludahi, dihina, sampai pada akhirnya dipakukan di kayu salib diantara para penjahat. Semua Ia lakukan dengan kasih, agar manusia beroleh pengampun dari Allah di dalam Yesus dan manusia beroleh keselamatan. Artinya tidak ada lagi penghukuman dan pintu sorga terbuka untuk kita, (Rm. 8:1) ”Demikianlah sekarang tidak ada penghukuman bagi mereka yang ada di dalam Kristus Yesus.”
Dengan korban sembelihan Yesus di kayu salib, maka status hubungan manusia dengan Allah yang tadinya terputus akibat dosa, kini dipulihkan kembali.

II.         Siapa yang Dia undang?
Yesus mengerti pada dasarnya manusia sudah berusaha, bekerja keras dan berjerih lelah agar hidupnya tidak menderita karena begitu beratnya perjuangan yang dihadapinya dalam rangka bertahan terhadap tekanan kuasa dosa. Dalam perjuangan bertahan menghadapi kuasa dosa, manusia yang diluar Kristus terus menjadi pihak yang kalah sehingga timbul teriakan-teriakan putus asa.
Ketika manusia jatuh dalam dosa, manusia itu seperti para narapidana yang dipaksa menjadi pekerja paksa tanpa memiliki harapan kapan ia akan bisa beristirahat dan beroleh kemerdekaan. Kehidupan yang ada dalam diri seorang narapidana adalah kehidupan yang serba terbatas, tanpa harapan, dalam ketakutan, kekhawatiran, kemiskinan, keterikatan dan banyak hal buruk lainnya, seperti sakit-penyakit yang bisa menjadi kronis dan bisa mati kapan saja. Sama seperti narapidana yang dicap sebagai sampah masyarakat, dulu sebelum kita diselamatkan kita juga sampai yang dibuag, yang tidak berguna.
Digerakkan oleh belas-kasihNya, Allah bergerak dan mengambil keputusan mengirimkan anak-Nya, yakni Yesus Kristus untuk menebus manusia berdosa. Dia sebagai Pembela dan Hakim yang membebaskan, maka status saudara diputus bebas, bebas dari ancaman neraka dan hati saudara dipenuhi kesukaan karena keselamatan yang datang daripadaNya. Yesus mengundang kita karena kita adalah orang berdosa. “Perkataan ini benar dan patut diterima sepenuhnya: "Kristus Yesus datang ke dunia untuk menyelamatkan orang berdosa," dan di antara mereka akulah yang paling berdosa.” (I Tim. 1:15).  

III.       Mengapa Dia mengundang kita?
Yesus mengundang kita bukan karena Dia membutuhkan kita. Ia tetap berkarya atas gerejaNya entah kita datang kepada Dia atau tidak. Yesus tidak memerlukan pertolongan kita, walaupun kita pasti memerlukan pertolongan-Nya, pengampunan dan kebebasan yang Ia tawarkan.
Lagi, Dia tidak mengundang kita untuk datang kepada-Nya karena status terhormat kita atau karena kita baik, atau karena kita memiliki fisik yang rupawan, atau memiliki prospek, tidak. Saya katakan bukan karena itu. Dia mengundang  dan memanggil kita, karena Ia tahu kita adalah orang yang letih lesu dan berbeban berat. orang pendosa yang tidak memiliki harapan. Dan yang pasti, Yesus ingin kita mendapat hasil maksimum dari potensi yang kita miliki. Orang yang sudah kelelahan tak bisa lagi memberi yang terbaik dari produktivitasnya.
Ketika dosa kita ditetapkan bagi-Nya saat di Taman Getsemani, Dia tahu itu (menanggung dosa) sangat berat. Tapi Dia tetap berdoa dengan bercucuran air mata demi kita. Saat tentara datang dan menyeret-Nya, dan menyesah Dia dengan cemeti sampai Dia separuh mati, Dia menahan rasa sakit oleh sebab Dia tahu, rasa sakit yang Ia tanggung akan membebaskan saya dan saudara dari rasa sakit akibat dosa.
Takkala orang-orang mengejek, menghina, mencerca Dia saat memikul salib menuju Golgota, Dia tak mengeluh dan tak membalas sedikitpun. Bahkan ketika ditelanjangi, dipaku dan ditusuk, lidah-Nya kelu. Itu Yesus lakukan agar kita bisa terbebas dari kerja paksa,  agar kita terbebas dari belenggu, agar kita bisa beristirahat bahkan memiliki tidur yang nyeyak. Semua itu Tuhan Yesus lakukan agar saya dan saudara-saudara bisa lepas dari penjara. Bukankan sebelumnya hidup kita seperti seorang narapidana, yang hidup dalam ketakutan, hidup dalam kekelaman, hidup dalam himpitan, hidup dalam keterikatan, hidup dalam perbudakan! Semua yang dilakukan Kristus untuk memberikan kelegaan kepada kita. Dia ingin memberikan kebahagian sejati kepada manusia. Kristus telah membebaskan kita dari penjara yang mengerikan.

IV.       Apakah yang kita lakukan dengan undangan ini?
Undangan Kristus ini merupakan undangan yang sangat serius. Bukan undangan basa-basi yang sering kali kita terima dalam kehidupan sosial kita di tengah masyarakat.
Undangan Yesus ini adalah undangan yang teramat tulus, penuh cinta, penuh kasih, penuh kerinduan dari hati seorang Bapa. Tidak peduli apakah saudara orang lama di gereja ataukah orang baru, Yesus mengundang kita. Bahkan undangan ini bukan hanya ditujukan bagi orang-orang Kristen, tapi juga non-Kristen.
Saudara, kitalah pekerja keras itu, kitalah yang dimaksud “yang letih lesu dan berbeban berat”. Jika engkau mendengar, terimalah undangan Yesus, karena Ia pasti memberikan kelegaan. “Marilah kepada-Ku, semua yang letih lesu dan berbeban berat, Aku akan memberi kelegaan kepadamu. (Mat. 11:28).
By; Hikman Sirait

Tidak ada komentar:

Posting Komentar