Kamis, 02 Desember 2010

Kuasa Nama Yesus (4b)

Benarkah Saya Mengenal Yesus?
 
Alkitab menulis bahwa Yesus dikandung dari Roh Kudus, bukan hasil persetubuhan antara laki-laki dan perempuan. Dalam Matius 1:18-23 dan Lukas 1:31-33 ditegaskan bahwa Yesus sebagai Anak Allah Yang Maha Tinggi dan Allah mengaruniakan kepada-Nya tahta Daud serta menjadi Raja atas keturunan Yakub dimana Kerajaan-Nya tidak berkesudahan.  Intinya Yesus adalah inkarnasi langsung dari Allah Bapa yang menjadi manusia. 

Mengutip perkataan Dr. Harun Hadiwijono dalam bukunya Iman Kristen, ”Kristus adalah manusia sejati, yang lahir dari seorang perempuan, seperti halnya manusia yang lain, yang selanjutnya mengalami perkembangan jasmani dan rohani seperti halnya dengan segala manusia, akan tetapi di lain pihak Alkitab juga memberitakan bahwa Kristus adalah Allah sejati.”

Sebagai manusia, Yesus lahir dari rahim seorang perempuan dan setelah lahir Ia dibungkus kain lampin serta dibaringkan dalam palungan. Menurut saudara, pantaskah Kristus yang berasal tempat yang maha tinggi justru lahir di kandang domba? Pantas atau tidak pantas, kelahiran Yesus di kandang domba menunjuk-kan Allah yang rela merendahkan diri dengan turun ke dunia untuk menyelamatkan manusia dari kematian kekal.

Sebagai manusia, Yesus mengalami pertumbuhan fisik sama seperti yang dialami manusia. Artinya Yesus juga mempunyai rasa lapar dan haus sehingga Dia membutuhkan makanan dan minuman seperti yang dimakan manusia untuk mendukung pertumbuhan ba- dannya.

Sebagai manusia, Yesus mempunyai perasaan dan ia juga bisa menangis karena terharu. Kita mengetahui betapa sedihnya Yesus ketika murid-murid yang menyertai Dia justru meninggalkan-Nya seorang diri ketika Ia disesah, ketika Dia menghadapi hukuman penyaliban. Yesus bisa merasakan kesedihan yang dialami seorang janda yang anak lelakinya meninggal dunia.

Sebagai manusia, Yesus bisa merasakan teriknya panas matahari ketika berjalan di siang hari. Sebagai manusia, Kristus merasakan betapa sakit tubuhnya ketika disesah hingga disalibkan tentara Romawi. Sebagai manusia, Yesus merasakan secara fisik betapa letih tubuhnya ketika harus memikul kayu salib yang begitu berat melintasi sepanjang jalan menuju bukit Golgota atau bukit tengkorak.

Pokok pemikiran dari uraian di atas adalah Yesus bisa merasakan dan ikut merasakan ketika saudara bersedih. Yesus bisa merasakan dan ikut merasakan ketika saudara dalam kesesakan, ketika saudara dalam kekurangan, ketika saudara dianiaya karena nama Yesus. Percayalah, Kristus tak pernah meninggalkan saudara sedetikpun walaupun seringkali kita mening- galkan atau melupakan-Nya. Saudara ada di hati dan di pikiran Yesus, walaupun seringkali kita tidak pernah memikirkan-Nya.

Bagian akhir dari topik ini. Apakah saudara sudah benar-benar mengenal tentang Anak Domba Allah yang hidup? Apakah saudara pernah mencoba atau apakah saudara sudah menyelami apa yang Tuhan inginkan da-lam hidup saudara? Pernahkah saudara bertanya apa yang Tuhan mau saudara lakukan?



 by: Hikman Sirait


Tidak ada komentar:

Posting Komentar